Diujung Langit

Diujung Langit

Minggu, 28 Januari 2018

11-11-11

189.216.000

Saat ini aku sedang menulis mesin waktu.

20.. 30.. 40.. tahun lagi kita baca kembali bersama-sama.

Tentang, tangis harap kita, tawa renyah kita, lambaian jarak kita, dekapan rindu kita, dan teriakan dalam damai kita.

Aku sedang mengingat-ingat,
di detik keberapa aku pernah tidak sayang.. jawabnya: tidak pernah !

seperti halnya tangis harap
yang kita simpan air matanya,
aku tak pernah lagi menemukan tetesnya.

mengering!!
yang tersisa hanya harap

aku masih merasakan
hatiku menghangat,
ketika mengingat-ingat kembali
senyuman senja sepulang kerja
dan kecupan mesra, penghantar tidur

Ah.. kita pasti rindu, bernyanyi sederhana
Kemudian setelahnya tertawa... menertawai suara kita,
suara yang hanya kita berdua yang tahu,
meski tanpa resonansi.

Jangan!.. jangan pernah kembali ke masa lalu dengan mesin waktu yang ku buat ini.

Karna “masa sekarang” kita pasti jauh lebih bahagia.. Hari ini, sudah november ke 6.
Kita menua!, kita menua!
ada yg belum terselesaikan.. Kita tak pernah tahu,
kapan harapku-harapmu menjadi nyata.

yang kita tahu,
november memberi kita tumpangan
gratis ke masa lalu,
Masa dimana Tuhan memberiku hadiah lentera.
Lentera yg ditakdirkan dipegang olehmu,
menerangi ketidak-tahuanku.

Dunia ini fana sayang,
simpan harapku-harapmu dalam sujud,
dan biarkan melangit.. Tetap di depanku, menjadi Imamku
Hingga fana menjadi kekal

Dan harapku-harapmu tak penting lagi.. Semoga lelahnya tanganmu membimbingku
Letihnya matamu menjagaku.

Tuhan melihatnya untuk menaikkan derajatmu.

11-11-2011 until forever
Happy wedding anniversary Dear Hubby

Tidak ada komentar:

Posting Komentar